Rabu, 27 April 2011

Remaja Harus Dapat Informasi Kespro (kesehatan reproduksi)
Posted by Afandi pada 2009/08/30
Setiap remaja mempunyai hak yang sama mendapatkan akses dan informasi yang tepat berkaitan dengan kesehatan reproduksi (kespro).
Sebab itu, program kespro perlu disosialisasikan tak hanya di sekolah dan pondok pesantren, tapi juga di perguruan tinggi dan organisasi kepemudaan di setiap kecamatan. Hal ini guna mencegah terjadinya seks bebas dan terjangkitnya HIV/AIDS di kalangan remaja.
“Sebab itu, sosialisasi program kespro di kalangan remaja harus lebih pada menanamkan kesadaran akan arti pentingnya kespro. Mengingat masih banyak keluarga atau orang tua yang tidak memberi cukup ruang bagi anak-anaknya untuk bertanya tentang kespro. Juga agar remaja memiliki pemahaman tentang kesehatan reproduksi dari sisi medis tentunya,” kata Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Lampung Muchsin Hamza, didampingi Kepala Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi Edy Warman dan Sekretaris BKKBN Lampung Agus Sulaiman di kantornya, Jumat (5/10).
Dengan demikian, remaja bisa memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, bahaya penyakit HIV/AIDS, bahaya narkoba, dan seks bebas. Ia mengakui pemahaman masyarakat terhadap kespro masih rendah karena mereka menganggap kespro merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan.
Banyak masyarakat bahkan pengambil kebijaksanaan memiliki persepsi yang keliru tentang kespro. “Seolah-olah bicara kespro itu mengajari remaja bagaimana berhubunggan seks. Sebab itu, banyak remaja tak paham apa itu kesehatan reproduksi,” ujar Muchsin.
Akibat minimnya pengetahuan tersebut banyak kasus-kasus kespro terjadi seperti kehamilan tidak diinginkan (KTD), aborsi, seks bebas, serta narkoba.
Padahal, masalah kespro itu luas. Tak mempelajari fungsi organ-organ tubuh, tapi juga masalah pubertas, tumbuh kembangnya remaja, hak-hak remaja, hingga masalah menstruasi, mimpi basah, masturbasi, pacaran, dan sebagainya.
“Bila para remaja memahami hal tersebut, mereka tidak akan melakukan penyimpangan seperti KTD, aborsi, narkoba, dan penyakit menular seksual (PMS),” ujar Muchsin.
Oleh sebab itu, pihaknya gencar menyosialisasi melalui berbagai kegiatan bekerja sama Sentra Kawula Muda Lampung (Skala) Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung, perguruan tinggi, sekolah-sekolah, pondok pesantren, dan organisasi kepemudaan di setiap kecamatan.
Bahkan, kini BKKBN mampu membentuk 116 Pusat Informasi dan Konsultasi Kesehatan Reproduksi (PIK KRR) di Lampung. Masing-masing dua PIK KRR di Universitas Lampung dan Universitas Malahayati Lampung. Lalu PIK KRR dengan membentuk Sanggar Konsultasi Remaja (SKR) di 32 SMA, 10 pondok pesantren, 72 PIK KRR di kecamatan.
Wanita Perlu Pahami Kesehatan Reproduksi


Ditulis oleh Meike Agustina
Sabtu, 30 Oktober 2010 09:30
Masalah kesehatan reproduksi perlu mendapat sosialiasi yang luas agar para calon ibu mengetahui persoalan reproduksi yang akan dialaminya berikut mendapatkan jalan keluar dari persoalan tersebut. "Tanpa mengenal organ kesehatan reproduksi dengan baik maka dikhawatirkan para calon ibu buta sama sekali dan akhirnya bisa berakibat pada keharmonisan hubungan suami isteri," kata Kepala BKKBN Provinsi Bengkulu, Hilaluddin Nasir di Bengkulu.

Dia mengatakan, kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang baik, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, tetapi juga sehat dari aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya.
Masalah kesehatan reproduksi, katanya, terkait dengan terganggunya sistem, fungsi dan proses alat reproduksi, yang dapat berakibat pada keharmonisan hubungan suami-isteri bahkan dapat mengganggu kelancaran proses kehamilan dan persalinan.

Untuk itu dia berharap, setiap pasangan suami-isteri disarankan untuk memeriksa dan merawat organ kesehatan reproduksi masing-masing agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik dan normal. Usia ideal perkawinan untuk laki-laki minimal 25 tahun dan perempuan minimal 21 tahun. "Usia 25 tahun bagi laki-laki sudah dianggap matang dari segi emosi, ekonomi dan sosial," katanya.

Begitupun usia 21 tahun sudah dianggap matang bagi perempuan dari segi emosi, kepribadian dan sosialnya. Khusus untuk perempuan menurutnya, usia kurang dari 21 tahun, rahim dan pinggulnya belum berkembang dengan baik, sehingga kemungkinan terjadi kesulitan dalam persalinan.

Dikatakan, kehamilan yang sehat, suatu kondisi sehat fisik dan mental ibu dan janin yang dikandungnya. Kehamilan yang sehat dicirikan oleh cukup bulan (matur) sekitar 38 sampai 40 minggu (280 hari). "Berat badan ibu idealnya meningkat 0,5 kg perminggu atau 6,5 sampai 16 kg selama masa kehamilan dengan disertai peningkatan berat badan janin yang sesuai dengan umur kehamilan," katanya.

Mengenai tekanan darah tidak lebih dari 120/80 mm Hg. Untuk itu maka selama masa kehamilan perlu istirahat yang cukup, minum tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.

Menurutnya, perlu menghindari terlalu muda untuk hamil usia kurang dari 21 tahun. Terlalu tua untuk hamil usia lebih dari 35 tahun. Terlalu sering hamil beresiko tinggi dan terlalu rapat jarak kehamilan juga beresiko.

kesehatan reproduksi

Memasuki Sebuah Dunia Baru Kehidupan Seksual Dan Reproduksi Perempuan Muda

January 1998
Ringkasan
Isu-Isu Utama
• Mayoritas perempuan muda di sebagian besar wilayah dunia, mulai aktif secara seksual pada umur belasan tahun. Proporsi kasarnya, di negara-negara Amerika Latin dan Karibia sekitar sentengah sampai dua pertiga, di negara-negara maju mencapai tiga perempat atau bahkan lebih, dan di berbagai negara Afrika Sub-Sahara lebih dari 9 dalam 10.
• Pada sebagian masyarakat, perempuan melakukan hubungan seks pada masa remaja karena mereka diharapkan menikah dan melahirkan anak pada usia muda. Pada masyarakat lainya, pernikahan biasanya dilangsungkan pada usia sedikit lebih tua, tetapi seks pra-nikah sudah biasa. Sebagian masyarakat dapat dipastikan sedang berada dalam masa transisi dari norma sosial yang satu ke yang lain.
• Terlepas dari norma yang mempengaruhi para perempuan muda usia, hubungan seksual yang dimulai pada usia belasan tahun mengandung risiko-risiko tertentu. Contohnya, para perempuan yang menikah pada usia muda sering tidak bisa banyak berbicara dalam pengambilan keputusan mengenai kesuburan dan kesempatan yang terbatas untuk mengenyam pendidikan atau ketrampilan kerja. Para permpuan yang hamil di luar nikah mungkin harus memutuskan apakah akan menggugurkan kandungannya atau tetap mengasuh anaknya di luar perkawinan. Perempuan, baik yang menikah maupun tidak, sangat rentan terhadap penyakit menular seksual serta perempuan yang sering melahirkan atau melahirkan pada usia muda berisiko melemah kesehatannya.
Para remaja dewasa ini, generasi terbesar dalam usia 10-19 tahun di dalam sejarah, beranjak dewasa di dunia yang sangat berbeda daripada dunia di waktu para orang tua mereka beranjak dewasa. Meskipun laju perubahan berbeda di antara dan di dalam wilayah dunia, masyarakat berada di dalam keadaan kesempatan baru yang membingungkan bagi para pemuda.
Perbaikan di bidang transportasi dan komunikasi membuka kesempatan bagi para pemuda, bahkan yang tinggal di daerah-daerah terpencil mengenal orang-orang dengan tradisi dan nilai-nilai kehidupan yang berbeda, walaupun dunia semakin urban dan industrialisasi menawarkan godaan kemajuan dan kesempatan. Tetapi, tanpa pendidikan dan latihan yang memadai, para remaja tidak akan mampu memenuhi tuntutan lingkungan pekerjaan moderen, dan tanpa bimbingan orang tua, masyarakat serta para pemimpin pemerintahan, para remaja mungkin tidak siap untuk menilai hasil dari keputusan yang diambil mereka.
Kendati demikian, di dunia berkembang, dimana kemiskinan luas dan berkepanjangan, sejumlah keluarga mungkin terpaksa menggagalkan pendidikan anak-anak kalau tenaga mereka dibutuhkan untuk membantu rumah tangga. Di sebagian besar negara, 70-100% anak-anak mendaftar di sekolah dasar, tetapi lamanya waktu yang digunakan untuk belajar di sekolah berbeda sekali. Umpamanya, sementara 80% perempuan muda di beberapa negara berkembang memperoleh pendidikan dasar, sekurangnya tujuh tahun masa belajar, tetapi di banyak daerah Afrika Sub-Sahara hanya 25% atau kurang dari itu yang memperoleh pendidikan serupa.
Pemerintah-pemerintah bertujuan untuk menyediakan pendidikan dasar yang dapat diperoleh secara luas. Oleh sebab itu, perempuan muda di hampir semua negara boleh dikatakan lebih mungkin memperoleh pendidikan dasar daripada yang dulu didapatkan oleh ibu mereka, dan di dunia berkembang perbedaanya bisa sangat besar. Misalnya, di Sudan, 46% remaja berumur 15-19 tahun sudah menempuh tujuh tahun atau lebih masa sekolah, dibandingkan dengan 5% dari para wanita berumur 40-44 tahun. Begitupun, disparitas, terutama di segi sosio-ekonomi dan di lingkungan kehidupan, masih bertahan. Di sebagian negara berkembang, kemungkinan perempuan muda kota untuk memperoleh pendidikan dasar adalah 2-3 kali lipat dibanding dengan perempuan-perempuan yang berada di pedalaman.

Selasa, 19 April 2011

pengalaman waktu mos

pada hari pertama yaitu hari senin dikampus stikes biges diadakan mos(masa orientasi)untuk anak maba dan pada hari itu juga saya bersama teman-teman pergi kekampus stikes biges untuk mendengarkan pengarahan dari kakak senior,apa-apa saja yang dipersiapkan untuk hari selanjutnya.

 setela selesai pengarahan dari kaka senior aku pun bersama teman-teman langsung menuju kepasar kesentral untuk membeli  perlengkapan mos. 
pada hari kedua mos tepat jam 5 subuh saya berangkat dari rumah bersama teman,sesampainya dikampus stikes biges kami berlarian menuju lapangan,tetap jam 9 pagi kami pun berbaris dan kakak senior pun membagi kelompok dan saya pun berada dikelompok 6 saya sangat malu karena saya berpisah dengan teman saya.

pada malam harinya kakak senior mengumumkan diradio FM BIGES apa'' saja yang harus dibawah besok tepat jam 9 malam saya dan sepupu berangkat dari rumah menuju kampus stikes biges sesampainya disana saya bingung harus kemana beli perlengkapan itu saya pun menangis karena sudah jauh malam saya belum dapat,tiba'' saya bertemu dengan teman kakak senior,saya pun beranikan diri untuk bertanya dimana tempat untuk membeli keperluan anak maba.dia pun menunjukan dimana tempatnya.